LAPMI HMI | Cianjur – Hadi Suprapto Rusli, SH MH mengungkapkan bahwa puncak dari Post Truth di Indonesia terjadi ketika momen Pemilu 2019. Sementara di Amerika Serikat terjadi saat kemenangan Donald Trump sebagai Presiden. Hal ini disampaikan oleh peneliti dan pengamat politik dari Indo Barometer tersebut pada sesi materi LK-3 Badko HMI Jawa Barat pada Jumat (24/1/2020) di Wisma BKPM, Kabupaten Cianjur.
“Di Era Post Truth ini, identitas menjadi komoditas politik dominan dan keberadaan media sosial mampu mengambil alih peran pemasaran politik,” ujar Hadi.
Menurut Hadi, munculnya era Post Truth ditandai dengan beberapa hal. Pertama adalah luasnya akses masyarakat dalam memproduksi konten informasi (digitalisasi komunikasi). Kedua, adanya demokratisasi media dan jurnalisme warga. Ketiga, berkembangnya komunitas-komunitas se-ideologi dan memiliki keyakinan yang sama. Keempat, adanya kecenderungan bahwa ‘viral’ lebih penting ketimbang kualitas informasi dan etika. Keberadaan teknologi mampu mengacaukan ‘kebenaran’ atas informasi.
Selain itu, masih kata Hadi, era Post Truth diiringi dengan maraknya penyebaran “Hoax”. Banyaknya intensitas dan frekuensi hoax di tengah arus informasi yang berkembang di masyarakat memberikan dampak menurunnya kepercayaan publik terhadap platform media sosial dan mesin pencari (search engine).
“Bahkan menurut laporan Edelman Trust Barometer Global Report Tahun 2018, tingkat kepercayaan publik terhadap medsos turun 2%, dari 53% menjadi 51%,” imbuh Hadi.
Sementara itu, kondisi sebaliknya terjadi pada saluran media arus utama. Kepercayaan masyarakat terhadap media arus utama justru semakin meningkat. Hadi menjelaskan, bahwa situasi ini dikarenakan publik mulai jenuh terhadap massifnya berita bohong dan lebih memilih media yang dapat dipercaya.
“Kepercayaan masyarakat terhadap jurnalis pada 2018 naik 5% menjadi 59% dari sebelumnya 54%. Media mainstream mengambil peran sebagai penjaga kewarasan publik, instrumen fact checker, dan menjadi rujukan yang independen,” tandas Hadi.
Pada akhir sesi, Hadi mengimbau kepada generasi muda, terutama kader HMI agar mampu dengan cerdas melawan keberadaan hoax.
“Lawan hoax dengan produksi konten-konten positif dan tingkatkan literasi di generasi muda bangsa kita,” pungkas Hadi.